"Perubahan di Menit Terakhir"
Saya masih ingat betul hari itu. Jam di laptop menunjukkan pukul 22.30. Saya baru saja menyelesaikan draf final studi kelayakan rumah sakit yang telah dikerjakan selama berminggu-minggu. Aspek keuangan, yang merupakan inti dari laporan ini, sudah saya susun dengan cermat—proyeksi pendapatan, beban operasional, analisis profitabilitas, hingga payback period. Semua sudah diperiksa dan siap untuk presentasi esok paginya di hadapan pemilik rumah sakit dan tim manajemen.
Namun, tepat saat saya akan menutup laptop, ponsel saya bergetar. Sebuah pesan masuk dari klien, Direktur Keuangan rumah sakit: "Mas, bisa revisi data keuangannya? Ada perubahan asumsi pendapatan dan skema pembiayaan. Investornya minta proyeksi yang lebih optimis."
Saya terdiam. Ini bukan sekadar revisi kecil. Mengubah asumsi pendapatan berarti harus menghitung ulang seluruh skenario keuangan, termasuk ROI, IRR, dan payback period. Ini berarti saya harus mulai dari awal—padahal batas waktu presentasi tinggal beberapa jam lagi.
Saya segera menghubungi klien. "Pak, kalau kita ubah asumsi ini, semua proyeksi laba, break-even point, dan kebutuhan modal kerja harus disesuaikan. Tidak bisa hanya sekadar mengubah angka pendapatan."
"Iya, Mas. Tapi ini arahan dari investor. Mereka ingin melihat skenario yang lebih agresif. Bisa diselesaikan malam ini?"
Saya menarik napas panjang. Ini adalah dilema yang sering terjadi di dunia konsultasi keuangan rumah sakit—ketika data berubah di saat terakhir, tapi keputusan tetap harus dibuat berdasarkan angka yang akurat.
Tanpa buang waktu, saya membuka kembali spreadsheet, mengubah asumsi pendapatan, menyesuaikan cash flow, dan menghitung ulang sensitivitas investasi. Beberapa angka tidak masuk akal—misalnya, jika pendapatan dinaikkan terlalu tinggi, maka rasio profitabilitas menjadi tidak realistis. Saya tahu bahwa saya tidak bisa hanya mengikuti keinginan investor tanpa mempertimbangkan realitas pasar.
Setelah dua jam kerja keras, saya menghubungi klien kembali. "Pak, saya sudah revisi dengan skenario yang lebih optimis, tapi tetap realistis. Saya tambahkan juga analisis sensitivitas untuk menunjukkan potensi risikonya."
Keesokan paginya, saya mempresentasikan hasil revisi tersebut. Investor tampak puas, tetapi saya tetap mengingatkan mereka, "Optimisme itu penting, tapi yang lebih penting adalah keberlanjutan keuangan rumah sakit ke depannya."
Hari itu, saya belajar satu hal: sebagai konsultan, tugas saya bukan hanya memenuhi permintaan klien, tetapi juga menjaga integritas data dan memastikan keputusan bisnis tetap rasional.
PT. Ligar Mandiri Indonesia
Perum Pondok Pakulonan
Blok H6 No. 7 Alam Sutera Tangerang Selatan
HP.
0857 1600 0879
Email : Bpcreator02@gmail.com
© 2025 - Ligar Mandiri Consulting - Menuju Rumah Sakit Kelas Dunia
Add new comment